HIDUP DAN PROSES
|
Penyerahan slempang dan hadiah Mojang Jajaka Calakan 2016 Kab. Garut |
Memang pada hakikatnya hidup tak pernah bisa dipisahkan dengan proses. Dan setiap manusia
pasti akan menghadapi proses itu, serta pasti akan mempunyai proses yang
berbeda beda, ada yang mendapatkan proses yang tak sulit dan ada yang mendapat
proses yang mungkin bisa dibilang sulit. Tapi, sebenarnya kembali lagi kepada
diri kita yang harus bisa bersikap tentang proses yang kita hadapi itu.
Proses merupakan suatu tahapan yang harus ditempuh agar mencapai
sebuah tujuan. Dan tujuan itu bisa sebuah keberhasilan ataupun sebuah kegagalan.
Dan itu terjadi ketika saya mengikuti ajang Mojang Jajaka Kab. Garut 2016.
Sebuah proses yang menjadikan saya sebagai Jajaka Calakan Kab. Garut 2016, itu
bukan sebuah kegagalan, tapi sebuah keberhasilan, menyisihkan ratusan orang
untuk menjadi seorang Grand Finalist.
Pasanggiri Mojang Jajaka Kabupaten Garut. Sebuah event dtahunan yang
diadakan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dalam rangka mencari pemuda dan
pemudi sebagai ikon kota Garut. Dan itu sudah ada sejak puluhan tahun silam,
sudah menjadi sebuah tradisi dan budaya setiap tahun, bahkan tak hanya di
Kabupaten Garut. Kota/Kabupaten lain di Jawa barat pun sering mengadakan event
ini. Karena kita butuh ikon yang bisa memajukan Kota/Kabupaten khususnya di
bidang Pariwisata dan Kebudayaannya. Untuk menarik para Wisatawan agar datang
ke kota tersebut dan bisa menambah kesejahteraan bagi Masyarakat disana.
Dan memang sebuah proses bisa diambil darimana saja, bisa didapat
dari apa saja, karena itu sudah menjadi sesuatu yang ada didalam kehidupan
manusia. Banyak orang yang bisa lebih dari kita karena proses yang dia dapat
itu lebih juga dari kita. Apa yang kita dapat hari ini adalah apa yang sudah
kita proses sejak kemarin.
![]() |
30 Grand Finalist Pasanggiri Mojang Jajaka Kab Garut 2016 |
Banyak orang mengejar sesuatu yang ada di sisi
lain kehidupannya atau terlampau jauh dari kapasitas dirinya, tapi terkadang
ada orang yang menyerah dan melakukan sesuatu yang memang sesuai dengan
kapasitas dia. Namun, ada juga orang yang bersikukuh untuk bisa mencapai hal
itu dengan segala cara, mau itu dengan mengeluarkan banyak uang atau dengan
berusaha melampuai kapasitas diri sendiri dan usaha usaha itu bisa apa saja,
belajar siang malam, bekerja lembur sampai larut malam, dan sebagainya.
Lalu apa hubungannya dengan menjadi seorang
Duta Wisata? Saya kira dengan menjadi seorang Nonoman Panutan di kota kelahiran
ini adalah sebuah pengukuran diri bisa sejauh mana saya bisa berlari dan juga
sebagai pembelajaran dalam salah satu episode kehidupan saya. Mengenal orang
orang yang handal di bidang pemerintahan, teknologi dan media serta agama
menjadi nilai tambah dalam hidup saya untuk terus belajar.
Apa yang
saya kejar di Moka ini? Ketika
menghadapi Pasanggiri yang saya kejar tentu adalah pinilih,
pinilih adalah sebutan bagi orang
yang menjadi juara 1 di kompetisi ini. Dan selain itu, karena saya sadar sejauh
mana kapasitas diri saya untuk menjadi juara 1 adalah sebuah persentasi yang
terlampaui jauh ketika melihat orang orang di samping saya. Lagi pula saya
masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas tepatnya kelas 3, dan yang lainnya
mungkin sudah mempunyai pengalaman yang jauh lebih banyak untuk menghadapi
sebuah kompetisi. Maka dari sana aku menyusun target baru yang harus aku capai
di pasanggiri ini, yaitu menjadi Jajaka Calakan. Setelah berusaha dengan
segala materi yang ada dan mencari, pada akhirnya di klimaks terakhir hasilnya
sesuai dengan apa yang sudah diperkiraan walaupun pada awalnya saya sudah tidak
mengharapkan dipanggil buat mendapat reward tapi mungkin ini adalah
sebuah hadiah dari proses yang sudah dijalani. Kadang memang pepatah yang
mengatakan “proses tidak akan mengkhianati hasil” bekerja dengan baik dan
menjadi kenyataan di waktu waktu tertentu yang sesuai dengan seberapa berdarah
menghadapi proses itu. Dari proses kita belajar untuk menjadi gigih, sabar dan
tekun serta dari proseslah kita merasakan suda duka dan ketika hasil datang itu
juga sebuah pembelajaran bahwa usaha dari proses yang di lakukan masih kurang
untuk mencapai hal itu. Hasil bisa menjadi cerminan dari proses. Dari hasil
juga saya belajar tentang untuk selalu bersyukur dengan apa yang selalu saya
dapatkan setiap hari, jam, menit dan detik serta setiap nafas yang yang saya
hirup dan hembuskan dengan jantung yang selalu berdetak di kala kita tidak
menyadari hal itu sedang terjadi pada diri kehidupan kita.
Masih ada perasaan yang tidak
percaya bahwa seorang yang lebih banyak memperhatikan dan diam daripada
berbicara banyak bisa mendapatkan hasil yang berada di atas orang lain. Karena
ketika melihat orang lain yang lebih pantas untuk mendapatkan hasil tersebut
disana hati ini dan menciut dan bertanya “kenapa aku?” bahkan setiap saya
menanyakan hal yang berkaitan dengan hal
itu selalu saja mendapatkan jawaban yang berbeda beda. Dan sekarang saya
lebih banyak bersyukur dari pada menanyakan yang memang mungkin itu bonus dari
apa yang sudah saya usahakan di dalam proses yang saya hadapi menuju hasil itu.
Lalu persiapan apa yang saya siapkan untuk maju dan
mengikuti Pasanggiri Mojang Jajaka Kab. Garut 2016 silam? Pertama dalam masuk
ke persiapan lebih fokus ke Unjuk Kabisa atau Unjuk Bakat. Karena saya orangnya
lebih ke belum menemukan bakat dalam diri sendiri, maka dari itu persiapan
pertama lebih ke sana. Tapi, bagi orang yang sudah mempunyai segudang bakat di
dalam bidang seni mungkin tinggal bikin konsep yang menarik dan latihan sampai
lancar atau zero mistake karena dalam Unjuk Bakat sendiri mempunyai
nilai yang lumayan besar dalam penjurian. Persiapan kedua yang saya lakukan
adalah baca materi tentang kebudayaan khususnya tentang Kota Garut sendiri,
dari mulai sejarah hingga pariwisata unggulan yang bisa menaikkan pendapat
daerah hingga program program pemerintah yang terfokus pada pariwisata. Persiapan
yang ketiga lebih ke persiapan administrasi dari mulai photo diri yang close
up, photo setengah badan dan full body dan fotokopi KTP dan surat
surat tertentu nantinya serta biaya pendaftaran.
Setelah
persiapan. Tahap selanjutnya audisi. Seperti biasa di awal diperiksa
persyaratan yang harus dibawa dan mengisi daftar hadir serta pemberian nomor
peserta audisi. Apa saja yang di nilai dalam audisi. Pertama di periksa tinggi
badan dan semacamnya. Lalu kita masuk ke tahap wawancara. Yang lebih condong ke
cara berpikir kritis dan cara berbicara mau itu memakai bahasa Indonesia,
daerah atau bahasa asing. Setelah selesai masa wanwancara mulai lah di pilah
dan di pilih siapa yang pantas masuk 20 besar dan setelah itu di kerucutkan
lagi menjadi 15 besar atau 30 orang dan 15 pasang Mojang Jajaka. Terjadi
kejadian yang lucu disini, pada tahap ini, saya pesimis buat bisa masuk 15
besar karena kembali kepada kapasitas diri lagi yang menurut pandangan diri
sendiri saya belum pantas berada di posisi 15 besar karena ada kesalahan dalam
gaya berbicara yang saya katakan, di samping tegang, nervous, dan
sebagainya. Tapi, pada akhirnya masuk ke posisi 15 besar hingga bisa mengikuti
karantina selama kurang lebih 2 bulan. Harusnya sih 1 bulan. Tapi, dikarenakan
pada saat itu terjadi bencana banjir bandang yang mengakibatkan puluhan nyawa
menghilnag, serta ratusan bangunan dan fasilitas rusak hingga pada akhirnya
kita membantu pemerintah dalam membersihkan bekas bekas bencana itu.
Apa saja yang dilakukan selama
karantina? Pada masa karantina ini kita di beri pelatihan pelatihan yang
membangun diri serta karakter menjadi seorang Mojang dan Jajaka. Pelatihan
kepariwisataan, photoshoot, latihan opening dance untuk pembukaan pada
saat grand final, serta melaksanakan program Moka Garut Simpatik yaitu suatu
program yang dibuat oleh para peserta untuk kepentingan masyarakat, kepekaan
terhadap masalah masalah yang ada dilingkungan, serta kepedulian terhadap
kondisi masyarakat. Dan di setiap peseerta program Moka Garut simpatik ini
sendiri berbeda beda. Ada yang mengenalkan tentang Bahasa Sunda ke masyarakat,
Peduli anak disabilitas, membuat taman baca, peduli anak yatim, dan lain
sebagainya. Seperti yang sudah di ceritakan di atas pada masa karantina ini
terjadi bencana banjir bandang, jadi masa karantina di tambah lagi di samping
membantu pemulihan dan juga waktunya di pakai untuk melancarkan opening
dance.Suasana Grang Final |
Apa yang dirasakan ketika Unjuk Kabisa dan Grand Final? Mungkin pada momen ini lebih ke achievement. Yang dirasakan pada saat unjuk kabisa dan grand final, pasti tegang nervous karena dapat pertanyaan Bahasa Inggris. Tapi, selebihnya biasa aja. Cara buat melawan rasa tegang, nervous, dan yang lain sebagainya adalah dengan selalu atur nafas sebelum dan sesudah bahkan ketika di atas panggung. Banyak senyum, karena senyum sangat membantu untuk bisa releks ketika di saat darurat sekalipun. Let it flow, biarkan berjalan sebagaimana mestinya. Anggaplah setiap rasa tegang itu seperti kopi pahit yang nempel di kerongkongan.
Dan pada
akhirnya proses itu mengantarkan saya ke jenjang hidup selanjutnya, apa yang
saya dapat dari MOKA ini adalah sesuatu yang membangun serta merubah jalan
hidup saya menjadi lebih baik lagi. Hasil yang saya dapatkan juga menjadi tolak
ukur kemampuan saya dalam bidang itu. Jangan pernah menyerah kepada hasil,
karena hasil bisa dikejar apabila proses yang di hadapi lebih berat dari batas
kemampuan diri. Rela mengorbankan segalanya agar hasil itu tercapai. Tapi, pada
akhinya jangan sampai menjadi Fanatik terhadap sesuatu itu. Dengan berproses
juga kita dapat memilih dan memilah mana yang baik dan yang buruk untuk kita.
Jalan yang mudah dan susah ketika kita menghadapinya. Dan sebagainya.
Teruslah
berproses, karena itu sudah mejadi ketentuan yang harus di hadapi setiap
manusia. bayi saya untuk menjadi dewasa perlu berproses panjang. Bahkan
pohonpun ketika berfotosintesis mengalami proses yang tidak mudah. Jangan
banyak mengeluh akan sesuatu. Terima dengan lapang dada atau keluar dari zona
itu.
Terima kasih Infonya kang, sangat bermanfaat sekali tulisannya
BalasHapus